Kontraktor Fisik Proyek SETIAKIN PT. GMS Indikasi diduga Korupsi Berjamaah

BABEL.PANGKALPINANG.SKT.COM – Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar telah meresmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (SETIAKIN) di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Ini merupakan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri pertama di Indonesia. Selasa (18/11/25).

Pembangunan kontruksi tersebut dinaungi tanggungjawab Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang menghabiskan uang negara Rp.46 miliar diatas lahan 29.430 meter persegi untuk area kampus 5.392 meter persegi dan untuk area akses kampus, jadi total luas bangunan mencapai 2.330 meter persegi.

Pembangunan ditarget rampung dalam sembilan bulan, mulai dari Oktober 2024 hingga Juli 2025 dengan Fasilitas utama mencakup, Gedung Rektorat, bangunan peribadatan Konghucu seperti Klenteng Dacheng Dian dan dua bangunan Qifudian.

Namun pantauan tim media ini dilapangan jauh sebelum peresmian. Rabu 12 Maret 2025. PT Gelora Megah Sejahtera saat mengerjakan proyek tersebut diduga mengambil banyak keuterutama dan ada dugaan indikasi korupsi berjamaah pasalnya tak ada satupun yang berkomentar saat di mintai keterangan terutama pada pekerjaan Kanstin. Nah yang menjadi pertanyaan, Apakah proyek multiyears menggunakan Kanstin buatan dari Bata Merah? atau cetakan pabrik.

Dilapangan, muncullah rumor dugaan kontraktor pelaksana menggunakan material yang tidak memenuhi standar teknis dan.diduga menguntungkan diri pribadi.

Salah satunya pada bagian

air (bandar) Kanstin terbuat dari bata merah yang seharusnya proyek multiyears gunakan Kanstin cetakan pabrik hal ini menjadi wanprestasi kontrak (pelanggaran kontrak) dalam dunia konstruksi.

Mas Nung selaku pemilik PT. Gelora Megah Sejahtera saat di konfirmasikan melalui pesan WhatApp terkait hal proyek Multiyears. Kanstin yang tidak sesuai spek dan keretakan pada bagian di bawah patung.

“Maksh bosku, Siap bosku trims infonya, Ini sudah lama di perbaik ijin”, ucap Mas Nung santai saat di konfirmasi oleh tim seolah-olah proyek tersebut bersih dari KKN. Senin (01/12/25).

Konsekuensi dan Dampak            Penggunaan besi berdiameter lebih kecil diduga dapat mengurangi kekuatan struktur dan membuat konstruksi bangunan mengalami kerusakan dan pengaspalan jalan menuju sekolah STIAKIN nampak amburadul.

Selain itu, sejumlah material proyek juga disebut-sebut dipakai secara berulang, bahkan diduga ada bahan yang kualitasnya tidak layak untuk konstruksi bangunan, praktik seperti ini dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas bangunan secara signifikan.

Risiko Keamanan & Kualitas          Bangunan yang tidak sesuai spesifikasi (misalnya, material yang lebih rendah mutunya, dimensi struktur yang salah) dapat membahayakan keselamatan penghuni atau mengurangi umur teknis bangunan. 

“Ini proyek multiyears masa pakai materialnya seperti proyek kecil? Kalau bangunannya roboh, yang rugi masyarakat dan negara,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya. Minggu (30/11/25).

Masyarakat berharap instansi terkait segera melakukan pemeriksaan dan turun langsung melihat progres dan kualitas pekerjaan. Mengingat nilai proyek yang harus membutuhkan pengawasan yang ketat agar fungsi sekolah tersebut sebagai akses vital bagi anak- anak sekolah.

Hingga berita ini diterbitkan tim media  barusaha konfirmasi dengan pihak Dinas Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU PUPR Kota Pangkalpinang maupun PT. Gelora Megah Sejahtera belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi teknis tersebut. Meskipun upaya konfirmasi sudah di lakukan namun belum mendapat respon. (Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *