Mantan Danpaspampres Jenderal Suhartono Dicalon Jadi Menteri Lingkungan Hidup

Caption : Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (Han)

 

JAKARTA, SKT. COM – Perjuangan dan pengorbanan tak pernah mengkhianati hasil, pepatah bijak ini tentunya layak ditujukan kepada Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (Han), hal tersebut lantaran Suhartono saat ini dikabarkan namanya masuk dalam daftar Susunan Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029.

Hal ini pun tentunya tak lepas dari perjuanganya selama ini dalam meniti karir di institusi TNI Angkatan Laut. Beragam jabatan mentereng lantaran prestasi di bidang kemiliteran hingga dirinya pun dipercaya menduduki beragam jabatan antara lain, pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Danpaspampres) RI sejak 23 Februari 2017 hingga 27 Desember 2018.

Caption : Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (Han) pose bersama mantan Menteri ESDM & Perhubungan Ignasius Jonan dan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati.(Dok) 

Selain itu, Suhartono pun pernah menjabat sebagai Komandan Korps Marinir ke-23, sejak 27 Desember 2018 hingga 21 Januari 2022. Kemudian pernah menduduki jabatan sebagai Komandan Kodiklatal ke-48 sejak 21 Januari 2022 hingga 29 September 2023 dan terakhir dipercaya menduduki jabatan sebagai Inspektur Jenderal Tentara Nasional Indonesia masa jabatan 29 September 2023 hingga 22 Maret 2024.

Caption : Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (Han) pose bersama Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi. (Dok) 

Namun tiada disangka, pasca dirinya pensiun terhitung sejak Maret 2024 lalu, kini nama Suhartono digadang-gadangkan masuk dalam bursa Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029, bahkan dikabarkan nama alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-34/tahun 1988 (Suhartono) pun kini telah masuk dalam susunan Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029 sebagai Menteri Lingkungan Hidup & Ekonomi Hijau RI.

“Semua itu sesungguhnya kehendak Yang Maha Kuasa, namun saya sangat merasa bersyukur atas kepercayaan atau amanah yang telah diberikan kepada saya,” ujar suami Etta Suhartono ini kepada tim media ini, Jumat (4/10/24).

Dalam bincang-bincang singkat bersama tim media ini, Suhartono mengatakan jika nantinya dirinya dipercaya menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup & Ekonomi Hijau RI maka ia sendiri saat ini telah menyiapkan sejumlah program yang berkaitan dengan lingkungan atau dinamakanya “Konsep Ekonomi Terbaru untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Caption : Letjen TNI Mar Suhartono (paling kanan).(Dok) 

Diterangkanya singkat perihal sistem perekonomian Neoliberal justru akan mengakibatkan kerugian bagi tenaga kerja dan meningkatnya kesenjangan, serta sistem produksi linier “take, make, use, and dispose” yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca tidak lagi relevan bagi kehidupan manusia di era krisis iklim dan krisis kemanusiaan saat ini.

Dicontohkanya, pada tahun 2008, Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP) Achim Steiner pernah meluncurkan konsep Global Green New Deal sebagai respon terhadap krisis keuangan pada tahun 2008.

Menurutnya, peluncuran konsep ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja industri hijau, sehingga meningkatkan perekonomian dunia sekaligus mengendalikan perubahan iklim. Namun ternyata perekonomian biru, oranye, ungu, dan kuning secara bersama-sama memiliki peluang lebih besar untuk membangun kembali perekonomian yang berketahanan, inklusif, dan lebih adil.

“Dan hal ini sejalan dengan the quadrennial comprehensive policy review (QCPR) tahun 2020 ketika negara-negara anggota mengajukan kepada PBB supaya upaya yang dilakukan sesuai dengan konteks tempat negara tersebut beroperasi,” katanya.

Oleh karenanya kata Suhartono, kesadaran bahwa sistem ekonomi, kesehatan, dan politik merupakan sesuatu yang terhubung memunculkan solidaritas internasional.

“Seperti contoh di negara-negara maju yang notabene menjadi penghasil emisi karbon tertinggi dan telah melalui berbagai fase pembangunan memiliki tugas untuk mendukung negara-negara berkembang,” terangnya.

Begitu pula di negara berkembang yang aspek infrastrukturnya baru dalam proses pembangunan didorong untuk menerapkan ekonomi sirkular. Sebaliknya, aabila negara maju harus melalui fase merusak lingkungan untuk mencapai kestabilan ekonomi, maka seharusnya negara berkembang dapat langsung akselerasi ke sistem ekonomi sirkular yang lebih ramah lingkungan.

Hal lain sebagaimana konsep program lingkungan lainnya yakni perihal ‘Ekonomi Hijau’. Dikatakanya, Ekonomi hijau (Green Economy) merupakan konsep ekonomi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat yang disertai dengan mengurangi risiko kerusakan lingkungan.

“Istilah ekonomi hijau pertama kali dicetuskan dalam laporan “Blueprint for a Green Economy” dari sekelompok ekonom yang ditujukan kepada pemerintah Inggris tahun 1989 supaya mempertimbangkan konsep pembangunan berkelanjutan,” terangnya.

Caption : Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (han) berpose bersama hadiri undangan Menhan RI, Amran Sulaiman dalam acara “Diskusi Ketahanan Pangan di Kementerian Pertanian. (Dok) 

Lanjutnya, UN Environment Programme (UNEP) mendefinisikan ekonomi hijau sebagai konsep ekonomi yang rendah karbon, efisiensi sumber daya, dan inklusif secara sosial. Dalam ekonomi hijau, pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan didorong oleh investasi pemerintah dan swasta pada kegiatan ekonomi, infrastruktur dan aset yang memungkinkan pengurangan emisi karbon dan polusi, peningkatan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.

Sebaliknya, menurut ia jika sumber daya alam (SDA) dipandang sebagai aset penting dan sumber daya publik utamanya bagi masyarakat miskin yang mata pencahariannya bergantung pada sumber daya alam. Oleh sebab itu, penerapan ekonomi hijau memiliki dampak positif bagi kehidupan sosial yang inklusif.

“Jadi Ekonomi Hijau itu merupakan konsep payung yang menaungi konsep Ekonomi Sirkular dan Bioekonomi. Secara khusus, Ekonomi Sirkular dan Bioekonomi berfokus pada sumber daya, sedangkan pada prinsipnya Ekonomi Hijau mengakui peran yang mendasari seluruh proses ekologi,” jelasnya.

*Perjalanan Dalam Meniti Karir di Militer*

Untuk diketahui beragam jabatan mentereng dan prestasi gemilang saat Suharto meniti karir di dunia militer, Sebagaimana diketahui Suhartono merupakan abituren Akademi Angkatan Laut (AAL) 1988. Ia kemudian masuk Korps Marinir. Selepas lulus dari AAL, Suhartono langsung akrab dengan pasukan elite TNI AL, yakni Detasemen Jalamangkara atau Denjaka.

Pada 1990-1993, Suhartono pernah menjadi Wakil Komandan Tim-B Denjaka, lalu PS Tim Teknik Denjaka dan Komandan Tim Teknik Denjaka pada 1993-1996. Selanjutnya, ia dipercaya menjadi Perwira Staf Operasi Denjaka pada 1996-2000 dan Pasi-2 Batalyon Infanteri 2 Marinir pada 2000-2001.

Saat menyandang pangkat mayor, Suhartono juga tercatat pernah menjadi Wakil Komandan Denjaka pada 2001 dan Komandan Denjaka ketika sudah berpangkat letnan kolonel pada 2005-2008 Setelah menjadi Komandan Denjaka, karier militer Suhartono perlahan semakin menanjak.

Caption : Letjen TNI Mar (Purn) Suhartono M.Tr (Han) sebelah kanan saat bersalaman dengan Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif. (Dok) 

Tercatat, Suhartono pernah menjadi Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Biak pada 2010-2011 dan kembali menjadi Komandan Denjaka pada 2011-2012 usai terjadi validasi organisasi.

Begitu pula ketika dirinya kembali jadi Komandan Denjaka, Suhartono ikut terlibat operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus pada 2011. Sebagaimana diketahui, saat kejadian kapal MV Sinar Kudus yang membawa 20 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) dibajak perompak Somalia pada 16 Maret 2011.

Bersama Sat-81 Kopassus TNI dan Komando Pasukan Katak (Kopaska), Suhartono saat itu berhasil menyelamatkan 20 ABK yang disandera perompak Somalia. Kemudian, ketika berpangkat Brigadir Jenderal atau bintang satu, Suhartono menjabat sebagai Komandan Pangkatan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) XI/Merauke pada 2017-2018.

Setelah itu, Suhartono mendapat promosi menjadi komandan pengawal Presiden RI Joko Widodo. Ia pun menjadi Komandan Paspampres atau Pasukan Pengamanan Presiden pada 2017-2018. Tak lagi memimpin Danpaspampres, Suhartono pun kembali mendapat promosi.

Selanjutnya Suhartono dipercaya menjabat sebagai Komandan Korps Marinir pada 2018-2022 dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Setelah itu, ia pun kembali ditunjuk menjadi Dankodiklatal dengan pangkat Letnan Jenderal Marinir. Setelah itu ia pun ditunjuk menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) TNI hingga bulan Maret 2024 Suhartono mengakhiri masa tugas di institusi TNI. ****

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *