BALI. SKT. COM – Pelaksanaan Rembuk Utama dan Pameran Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional 2024 sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun KTNA ke-53, secara resmi telah di buka.
Kegiatan yang berlangsung sedari tanggal 26 Juli 2024 – 29 Juli 2024, di Tabanan Provinsi Bali, turut dihadiri oleh semua Ketua KTNA Wilayah Provinsi se-Indonesia, termasuk Ketua KTNA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan yang didampingi Penasehat Trisno Widodo dari Pusat.
Bertemakan KTNA Agro Expo 2024, kegiatan tersebut bertujuan untuk melihat keberhasilan pertanian, perikanan, kehutanan dan objek agrowisata.
Sebagaimana diketahui, dalam pelaksanaan acara juga ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan para peserta, mulai dari pembukaan dan penutupan, rembuk utama KTNA nasional, pameran atau expo KTNA nasional dan juga studi banding.
Kepada awak media, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan, rembuk KTNA nasional menjadi sarana penting untuk bertukar pikiran, informasi dan ide, khususnya diantara para petani dan juga nelayan.
Sebagai Ketua KTNA Babel, Erzaldi juga menegaskan, telah menyiapkan gagasan guna mengantisipasi persoalan yang akan dihadapi para petani dan nelayan di Babel, khususnya yang dapat mempengaruhi kesejahteraan.
“Tentu kita lebih menitikberatkan dan fokus pada persiapan menghadapi berbagai permasalahan yang bisa mempengaruhi hasil produksi dan kesejahteraan petani, seperti perubahan iklim dan cuaca ekstrim, kerusakan lingkungan dan deforestasi, keterbatasan akses terhadap teknologi dan informasi,” terang Erzaldi, Jumat (26/07/24).
“Keempat, masalah kesehatan tanaman dan hama,keterbatasan infrastruktur pertanian, kurangnya modal dan akses pembiayaan, harga input pertanian yang tidak stabil, alokasi pupuk subsidi yang semakin dikurangi pemerintah, pembangunan pertanian yang terbatas, pendidikan dan pelatihan petani yang terbatas, dan terakhir masalah pengelolaan sumber daya alam dan upaya penanggulangan lingkungan,” sambung mantan Gubernur Babel ini.
Sebelas point yang disampaikan Erzaldi itu, tentu bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan para petani dan nelayan. Sehingga dikhawatirkan akan menghambat produksi kesejahteraan para petani dan nelayan yang ada di Negeri Serumpun Sebalai.
Kesejahteraan bagi nelayan dan petani ini memang selalu digaungkan oleh Erzaldi, bahkan ketika dirinya masih memimpin Babel di periode 2017-2022 lalu, dimana program-program untuk mendukung kesejahteraan nelayan dan petani tak pernah dikesampingkan.
Dirinya juga berharap, apa yang dicanangkan tersebut dapat menjadi tonggak dalam proses merubah wajah Babel di masa depan. Sehingga Babel tidak dikenal dengan komoditas timah-nya saja, tapi produksi pertanian dan perikanan juga.(Tim)