TOBOALI.SKT.COM – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bakal mengajukan pembangunan tower Base Transceiver Station (BTS) ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.
Langkah tersebut diambil guna mengeliminasi wilayah blank spot alias ketiadaan akses ke layanan informasi dan komunikasi jaringan internet. Sekaligus menjadi upaya meminimalisir kesenjangan digital di daerah itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bangka Selatan, Yuri Siswanto bilang, setidaknya terdapat delapan titik koordinat yang diusulkan untuk pembangunan tower BTS.
Titik tersebut diusulkan berdasarkan inventarisasi jangkauan dan kekuatan sinyal pada wilayah itu.
Di samping itu juga sudah diusulkan oleh pihak desa dan masyarakat terkait. Delapan titik yang diusulkan mayoritas merupakan tak jauh dari kawasan permukiman warga.
“Tahun 2024 ini Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan mengusulkan delapan titik untuk pembangunan tower BTS,” katanya. Kamis (13/6/24).
Yuri Siswanto memaparkan, delapan titik pembangunan tower BTS diajukan itu tersebar di empat dari delapan kecamatan yang ada.
Paling banyak tersebar di Kecamatan Airgegas dengan empat titik usulan di Desa Air Bara. Yakni di Dusun Tungkal, Dusun Air Ketimbai, Dusun Air Sampik dan Dusun Air Palas.
Kemudian di Kecamatan Payung yaitu di Desa Nadung dan di Dusun Air Semut, Desa Payung. Sementara di Kecamatan Kepulauan Pongok berada di Desa Pongok.
Sedangkan satu titik terakhir yaitu di Dusun Pasir Putih, Desa Panca Tunggal, Kecamatan Pulau Besar. Penentuan titik koordinat pengajuan pendirian tower BTS ke Kementerian Kominfo telah melalui proses inventarisasi yang dilakukan oleh Diskominfo Kabupaten Bangka Selatan.
Di mana jangkauan dan kekuatan jaringan internet pada daerah tersebut masih lemah. Bahkan belakangan ini telah diusulkan oleh pihak desa dan masyarakat setempat.
“Kami juga sudah melakukan kunjungan lapangan ke beberapa titik. Berdasarkan data yang kami masukan kualitas jaringan di wilayah itu lemah jaringan, sementara untuk blank spot sudah tidak ada,” jelas Yuri Siswanto?
Ditambahkan dia, usulan yang diajukan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam mendukung sarana dan prasarana infrastruktur akses telekomunikasi dan informatika bagi masyarakat.
Pembangunan infrastruktur berupa tower BTS diperuntukan bagi wilayah-wilayah yang memang belum memiliki jaringan internet.
Pembangunan BTS hingga ke tingkat pedesaan bertujuan untuk memantik pertumbuhan ekonomi.
Sekaligus meningkatkan pembangunan manusia dengan cara membuka akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi.
Adanya BTS diharapkan dapat menutup kesenjangan digital di daerah, infrastruktur telekomunikasi merupakan syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat.
Oleh sebab itu, proposal yang telah diajukan nantinya akan dilakukan pemetaan terlebih dahulu oleh Kementerian Kominfo.
Pasalnya, tidak semua usulan akan dilakukan diintervensi dengan pembangunan tower BTS. Melainkan bisa hanya dengan pembangunan penguatan jaringan.
“Pemutakhiran data akan kami masukan dan disusun dalam sebuah proposal untuk diajukan Kementerian Kominfo. Kita juga mengupayakan penyediaan infrastruktur jaringan melalui juga melalui partisipasi dan peran serta pihak swasta,” ucapnya.
Meskipun begitu kata Yuri Siswanto, dari delapan titik diajukan tiga titik di antaranya sudah terbantu oleh penyediaan jaringan oleh pihak provider swasta, utamanya di Desa Air Bara.
Untuk lima titik lain pihaknya juga telah memetakan jumlah penduduk, termasuk karakter sosial sebagai data pendukung.
Tak hanya itu, jika tidak terakomodir pihaknya turut mengajak pemerintah desa mengoptimalkan penggunaan starlink.
“Mudah-mudahan dengan tiga cara itu blank spot atau sinyal lemah di Bangka Selatan bisa dieliminasi,” pungkas Yuri Siswanto.(Tim)