Pj. Walikota Pangkalpinang, Budi Utama dan Pj Ketua Tim Penggerak PKK Berkolaborasi Pengentasan Masalah Stunting

PANGKALPINANG.SKT.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama dan Pj Ketua Tim Penggerak PKK, Yuniar Putia Rahma didapuk sebagai orang tua asuh anak stunting. Pengentasan permasalahan stunting merupakan salah satu program prioritas yang dilakukan oleh Budi Utama.

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi angka stunting dengan menggagas Program Merdeka Stunting, yang didalamnya terdapat program orang tua asuh, pembagian telur dan makanan bergizi ke anak-anak yanh diserahkan ke posyandu serta upaya lainnya dalam mengatasi stunting.

Bacaan Lainnya

Merdeka Stunting dilaunching, Minggu (18/8/24) di Tugu Merdeka Taman Wilhelmina. Berbarengan dengan dijadikannya Budi Utama dan Yuniar Putia Rahma sebagai orang tua asuh anak stunting. Selain itu, Sekda Kota Pangkalpinang, Mie Go dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Pangkalpinang, Zumalia Mie Go juga menjadi orang tua asuh anak stunting.

Pj Wali Kota Budi Utama mengatakan, ini merupakan komitmennya dalam menekan angka stunting. Program Merdeka Stunting juga berkolaborasi dengan ASN berAkhlak. Salah satunya dengan membagikan telur-telur ke 117 posyandu di Kota Pangkalpinang. Kader-kader posyandu yang akan memberikan ke anak-anak sesuai data dan kebutuhannya. Budi Utama menuturkan, insentif kader-kader posyandu juga akan dinaikkan Rp100 ribu.

Budi mengatakan, setiap bulan jumlah telur yang akan dibagikan akan bertambah. Pemkot akan mengajak pihak-pihak lain untuk berkontribusi. Kepala OPD dan eselon III juga diminta menjadi orang tua asuh anak stunting.

Sementara itu, Ketua Pembina Posyandu Kota Pangkalpinang, Yuniar Putia Rahma mengatakan, sebagai orang tua asuh anak stunting, dirinya akan terus mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak-anak stunting. Diawali dengan melihat data sasaran posyandu mana saja yang terdapat anak stunting, kemudian akan dikawal terus perkembangannya. Yuniar mengapresiasi program yang menggandeng ASN berAkhlak ini dalam penanganan stunting.

“Untuk saat ini kita bagikan telur sebagai pemenuhan protein anak-anak. Sederhana tapi harapan kita bisa berimbas pada hasil yang besar. Tidak menutup kemungkinan ke depan makanan yanh diberikan yang berbeda. Sesuai kebutuhan, jadi fleksibel, ” tutur Yuniar.

Dia juga mendorong agar orang tua dapat membawa anaknya yang belum imunisasi polio dosis 2 untum segera ke posyandu atau puskesmas. PIN Polio dosis 2 sudah dimulai sejak 12 Agustus lalu.

“Kita ada sweeping nanti dengan kader-kader posyandu. Saya mengimbau bagi orang tua, saudara atau tetangganya yang memiliki anak usia 0 sampai 7 tahun yang belum imunisasi polio dosis 2 untuk dapat membawa ke posyandu atau puskesmas, ” tutupnya.(Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *