Suratkabarterkini.com BABEL ||| Sebuah sekolah dasar yang berdiri di tepi Jalan Sudirman, Selindung baru Kota Pangkalpinang tampak bersih dan indah. Sebelumnya, kondisi sekolah tersebut mengalami kerusakan dengan cat yang sudah memudar.
Sekolah itu adalah SDN 23 Pangkalpinang yang sudah selesai direhabilitasi dan renovasi oleh pemerintah pusat dan sekarang sekolah tersebut memiliki halaman paving block, WC, tempat ibadah, dan aliran yang lancar.
Kini, setelah mendapatkan program Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Sekolah Bangka Belitung bersama sembilan SD se-Babel, SDN 23 Pangkalpinang sangat layak untuk tempat aktivitas belajar dan mengajar.
Sembilan sekolah yang lain adalah SDN 17 Riau Silip, SDN 24 Mendobarat, SDN 09 Mentok, SDN 05 Simpangteritip, SDN 13 Airgegas, SDN 05 Airgegas, SDN 07 Pulau Besar, SDN 03 Selat Nasik, dan SDN 06 Simpang Renggiang.
Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya mengucurkan dana Rp 22 miliar melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Babel Satuan Kerja Pelaksaan Prasarana Permukiman Babel.
“Kami sangka yang bagus cuma di sekolah dekat kota, ternyata di SD Selat Nasik Belitung juga memuaskan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sabiludin sambil menunjukkan video hasil rehabilitasi SDN 03 Selat Nasik, Selasa (10/10/23).
Program yang dimulai 25 Mei 2022 dengan Nomor Kontrak HK.0201-Cb9/PPK-PS/SATPEL/16 itu, merupakan bagian upaya pemerintah pusat menyediakan tempat sekolah bersih, nyaman, dan indah.
Sabiludin mengaku siap menerima masukan dari masyarakat terkait program yang mereka laksanakan.
Menurutnya, ada masa waktu satu tahun bagi pelaksana proyek untuk melakukan pemeliharaan hingga Juni 2024 nanti.
“Kalau ada kekurangan, kami akan minta pelaksananya untuk memperbaiki. Saya mengakui tidak ada yang sempurna 100 persen, kekurangan akan kami benahi,” ucapnya.
Sementara Deni Kurbani, salah satu staf Satker Prasarana Pemukiman Wilayah Babel menambahkan tentang pengalaman mereka melakukan rehabilitasi sekolah dasar tersebut.
Dia menceritakan saat meninjau ke lokasi SDN 05 Airgegas di Dusun Ketiak Ilir, Bangka Selatan Jalan menuju sekolah hancur dan nyaris tak bisa dilewati mobil karena berlumpur pasir.
“Mobil sampai tidak bisa bergerak karena terjebak lumpur. Material kesulitan dibawa ke lokasi, terpaksa pakai pikap. Kami sering pulang malam kalau ke sana,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan penuturan pihak dinas di sana, SD tersebut pernah batal menerima bantuan dana renovasi. Dikarenakan kontraktor pelaksana proyek tidak sanggup masuk ke lokasi sekolah karena kondisi jalan rusak parah.
“Sampai sekarang, SDN 05 Airgegar berdiri begitu mentereng di tengah kawasan perkebunan sawit”, tutup Deni menunjukkan Foto SD di Andorid miliknya.||| Tim
Editur : Skt