Caption : Kepala Dinas kominfo Basel Yuri Siswanto, SST. MM
TOBOALI, SKT.COM – Tingkat pengangguran turun jadi 4,84 Persen dan ada serapan tenaga kerja sekitar 520 orang selama 2023, hal ini di sebutkan Kepal Dinas Kominfo Bangka Selatan (Basel) Yuri Siswanto, SST., MM. Kamis (4/1/24) sekira pukul 16.00 Wib.
Pemkab Bangka Selatan secara teknis telah merampungkan pelaksanaan pembangunan Tahun 2023. Pelaksanaan pembangunan ini merupakan implementasi dari kebijakan yang tertera didalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2023. Seiring selesainya tahun berjalan tahun 2023, adalah hal menarik untuk melihat perubahan sosial ekonomi yang ditimbulkan dari proses pembangunan yang telah berjalan.
“Salah satu aspek pembangunan yang menarik untuk dicermati terkait hal tersebut adalah kondisi ketenagakerjaan, khususnya tingkat pengangguran”, ucapnya.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bangka Selatan, Jumlah pengangguran penduduk Bangka Selatan Tahun 2023 tercatat sebanyak 5.103 orang. Jumlah ini setara dengan 4,84 persen. Bila dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah pengangguran ini makin berkurang. Jumlah pengangguran yang tercatat oleh BPS tahun 2022 sebanyak 5.623 orang. Jumlah ini sekitar 5,09 persen. Jika dilihat selisihnya, kita akan melihat pengurangan sebanyak 520 orang.
” Ini berarti dalam kurun waktu setahun terakhir, ada kecenderungan penurunan jumlah pengangguran sebanyak 520 orang penduduk”, jelasnya.
Disamping itu, BPS juga mencatat di tahun 2023 terdapat 100.355 orang bekerja dan memiliki perkerjaan. 68.552 orang diantaranya adalah pekerja laki-laki dan sisanya sebanyak 31.803 orang merupakan pekerja perempuan. Sebaliknya untuk pengangguran, dari 5.103 orang tersebut, 3.233 orang adalah laki-laki dan sisanya 1.870 orang adalah perempuan.
“Bila melihat dari sisi lapangan usaha, 32,98 persen pekerja bekerja disektor pertanian. Sedangkan sisanya tersebar diberbagai sektor usaha lainnya. Hal ini sejalan dengan struktur ekonomi Bangka Selatan, dimana 40,32 persen diantaranya digerakkan dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan. Ini bermakna bahwa roda perekonomian Bangka Selatan masih sangat bergantung pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan”, kata Yuri.
Melihat dari satu sisi, pencapaian ini tentu merupakan hal yang patut kita syukuri. Namun demikian, pemerintah daerah harus terus berfokus pada upaya menekan angka pengangguran.
“Menciptakan lapangan usaha disektor sektor ekonomi kreatif dan UMKM termasuk menjadi alternatif solusi. Mengingat pada kedua sektor tersebut terjadi peningkatan nilai tambah produk atau sering kita dengar dengan istilah hilirisasi”, tutupnya.(Nks/*)